BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

01 June 2009

Difailkan di bawah: renungan bersama — alhaddad @ 7:23 pm Sunting
“Apabila Allah menghendaki hamba-Nya menjadi baik, maka
dibuatnya paham terhadap agama, dibuatnya zuhud terhadap dunia,
dan dibuatnya menyadari aib-aibnya sendiri.
Ya Allah jadikan hari pertemuanku dengan Mu sebagai Hari terbaikku.”
- Kang Din Muhammad Salahuddin al-Bandungi al-Hafizh Qur’an -

Bismillahir- Rahmaanir- Rahiim

Alhamdulillah, Allah Yang Maha Pemberi Petunjuk senantiasa memberi petunjuk kepada kita melalui tanda-tanda kelahiran, pergerakan, pertumbuhan, perkembangan dan kematian di alam semesta, melalui sejarah perjalanan hidup dan peradaban manusia, melalui lisan para nabi, melalui kitab-kitab suci, dan melalui hati kita dalam setiap waktu. Karena DIA lah Yang Maha Pemberi Petunjuk di setiap saat dan di mana pun kita berada.

Namun belum semua dari hamba-hamba- Nya yang beriman dan saleh/ah dapat ‘mendengar’ dan ‘membaca’ nasihat-nasihat hikmah dan peringatan-peringat an-Nya yang turun melalui kalbunya masing-masing. Shummun bukmun ‘umyun fahum laa yarji’uun {QS 2:118}

Bahkan ada sebagian yang tertutup hatinya, jangankan untuk mendengar dan membaca, untuk menerima nasihat-nasihat hikmah dan peringatan-peringat an-Nya saja hati mereka tidak dapat menerimanya. Hati mereka masih tertutup, belum terbuka. Waqaaluu quluubunaa ghulfun bal la’anahumullaahu bikufrihim faqaliilan maa yu’minuun {QS 2:88}

Nasihat-nasihat hikmah dan peringatan-peringat an-Nya yang turun melalui kalbu itu bukanlah wahyu seperti yang diterima para Nabi melainkan sebatas ilham-ilham baik dan suci. Ilham-ilham yang mencerahkan batin dan pikiran. Afalam yasiiruu fil-ardhi fatakuuna lahum quluubun ya’qiluuna bihaa aw aatsaanun yasma’uuna bihaa fa-innahaa laa ta’mal-abshaaru walaakin ta’malquluubullatii fish-shuduur {QS 22:46}

Ilham-ilham baik dan suci turun kepada hamba-hamba- Nya yang telah terbuka hatinya karena beriman dan terus berusaha untuk mendekatkan diri (qaraba) mereka kepada-Nya, melalui amal-amal saleh pribadi maupun sosial yang diamalkan dengan tulus dan terus menerus. Qul atuhaajjuunanaa fillaahi wahuwa rabbunaa warabbukum walanaa a’maalunaa walakum a’maalukum wanahnu lahu mukhlishuun {QS 2:139}

Semakin bersih hati seseorang dari niat tidak baik, dari keinginan-keinginan rendah hawa nafsu, dari rasa ujub, maupun dari perasaan merasa paling benar dan perasaan lebih baik dari orang lain maka semakin peka-lah ia secara spiritual untuk mendengar bisikan-bisikan halus dan melihat visi-visi ilham yang baik, suci dan mencerahkan itu. Wamaa anta bihaadil ‘umyi ‘an dhalaalatihim in tusmi’u illaa man yu’minu bi-aayaatinaa fahum muslimuun {QS 30:53}

Saat turunnya bisikan-bisikan dan visi-visi ilham yang baik, suci dan mencerahkan itu kadang disertai hembusan hawa lembut sepoi-sepoi lega menyejukkan terasa dalam dada. Kilasan-kilasan visi hikmah baik dari ‘masa lalu’, ’sekarang’ maupun ‘masa datang’ dapat terlihat secara spiritual di ’sekitar’ depan dahi di tengah-tengah antara kedua alis mata para hamba-Nya yang saleh/ah sekaligus peka secara spiritual. Kepekaan spiritual mereka berkembang seiring dengan derajat ketulusan mereka dalam beramal saleh lillaahi ta’aalaa. Afara-ayta mani ittakhadza ilaahahu hawaahu wa-adhallahullaahu ‘alaa ‘ilmin wakhatama ‘alaa sam’ihi waqalbihi waja’ala ‘alaa basharihi ghisyaawatan faman yahdiihi min ba’dillaahi afalaa tadzakkaruun {QS 45:23}

Bisikan-bisikan dan visi-visi ilham suci itu tidak membuat bagi yang menerima, mendengar dan melihatnya menjadi ujub tapi membuat diri mereka lebih tawakkal (berserah diri) dan tawadhu’ (rendah hati). Mengapa? Karena bisikan-bisikan dan visi-visi ilahiah tersebut membuat bagi mereka yang menerima, mendengar dan melihatnya itu lebih paham terhadap agama, lebih zuhud terhadap dunia, dan menyadari aib-aib mereka sendiri. Sehingga membuat mereka semakin ’insyaf dan semakin memacu mereka untuk terus memperbaiki diri dengan berkata-kata yang baik dan berbuat hal-hal yang bermanfaat dunya-akhirat untuk diri mereka dan orang lain. Alam tara ilaalladziina yuzakkuuna anfusahum balillaahu yuzakkii man yasyaau walaa yuzhlamuuna fatiilaa {QS 4:49}

Benarlah apa yang disampaikan secara tersirat oleh Saudara sebayaku Kang DIN:
“Apabila Allah menghendaki hamba-Nya menjadi baik, maka dibuatnya paham terhadap agama, dibuatnya zuhud terhadap dunia, dan dibuatnya menyadari aib-aibnya sendiri.” Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaytanaa wahab lanaa min ladunka rahmatan innaka antal-wahhaab {QS 3:8}

Ya Allah tambahkan Hidayah-Mu kepada kami, tambahkan Cinta Kasih Persaudaraan di antara kami dan jadikan pertemuan kami dengan Mu sebagai Hari Terbaik kami. Amien.

0 comments: